MAKALAH
“
KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP ”
Untuk
memenuhi salah satu tugas terstruktur
Mata
Kuliah Kapita Selekta I
Dosen
Pengampu : Megayani, M. Pd.
Disusun
Oleh :
Neneng Anisa (1413163095)
Vivi Alvia Dewi (1413163121)
Tadris IPA Biologi – C
/ Semester V
JURUSAN
TADRIS IPA-BIOLOGI- C
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Menurut Sulistyorini (2009:30), klasifikasi makhluk
hidup adalah pengelompokkan makhluk hidup dalam takson melalui pencarian keseragaman
atau persamaan dalam keanekaragaman. Makhluk hidup yang diklasifikasikan dalam
satu kelompok tertentu memiliki persamaan-persamaan sifat atau ciri-ciri.
Demikian pula sebaliknya, makhluk hidup dalam takson yang berbeda akan memiliki
perbedaan-perbedaan sifat atau ciri-ciri. Semakin banyak perbedaan ciri makhluk
hidup maka semakin jauh hubungan kekerabatannya dan semakin banyak persamaan
ciri makhluk hidup maka semakin dekat hubungan kekerabatannya. Oleh karena itu,
manusia mengelompokkan makhluk hidup agar dapat diatur dan mudah dipahami oleh
orang lain dengan menggunakan penamaan ilmiah dan pengklasifikasian makhluk
hidup.
Adapun latar belakang dalam pemilihan materi
klasifikasi makhkluk hidup selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
kapita selekta yaitu untuk mengetahui seberapa besarkah hubungan kekerabat
makhluk hidup jika dilihat dari persamaan dan perbedaan sifat maupun ciri-ciri
morfologi lainnya.
B.
Perumusan
Masalah
1. Apa
tujuan dan manfaat klasifikasian makhluk hidup?
2. Bagaimana
proses pengklasifikasian makhluk hidup?
3. Bagaimana
tata nama binomial pada pengklasifikasian makhluk hidup?
4. Apa
saja macam sistem klasifikasian makhluk
hidup?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
tujuan dan manfaat klasifikasian makhluk hidup?
2. Mengetahui
proses pengklasifikasian makhluk hidup?
3. Mengetahui
tata nama binomial pada
pengklasifikasian makhluk hidup?
4. Mengetahui
macam sistem klasifikasian?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan
dan Manfaat Klasifikasi
Ragam
makhluk hidup di bumi ini bermacam-macam. Setiap jenis makhluk hidup memiliki
ciri-ciri tersendiri sehingga terbentuk keanekaragaman makhluk hidup. Setiap
makhluk hidup mempunyai keanekaragaman bentuk, ukuran, warna, habitat, dan
tingkah laku berbeda yang menyebabkan kekayaan makhluk hidup sulit dipahami.
Klasifikasi makhluk hidup bertujuan untuk menyederhanakan objek studi (Kusnadi,
2004:24).
Penyederhanaan
ini sangat membantu untuk mengenali dan mendalami keanekaragaman sifat dan cirinya
agar kekayaan dan keragamanan makhluk
hidup tersebut dapat dikenal dan disadari potensinya agar dapat diambil
manfaatnya.
Adapun manfaat dari pengklasifikasian ini adalah untuk
memudahkan mempelajari organisme yang beraneka ragam dan untuk melihat hubungan
kekerabatan anatara makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya (Syamsuri,
2006:23).
Oleh karena itulah pengklasifikasian makhluk hidup
sangat penting dilakukan dan membantu
dalam mengenali makhluk hidup yang beragam.
B. Proses
Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi adalah peneglompokkan aneka jenis hewan
atau tumbuhan kedalam golongan-golongan tertentu. Golongan ini digunakan secara
runtut sesuai dengan tingkatannya, yaitu mulai dari yang terkecil sampai yang
lebih besar. Prinsip pengelompokkan ini menurut ilmu taksonomi adalah dengan
membentuk takson. Takson dilakukan dengan cara meneliti, baik dengan
pengenalan, pencirian, mencari persamaan ciri maupun perbedaan, penamaan, dan
pengelompokkan secara rinci. Semakin banyak persamaan maka hubungan kekerabatan
semakin dekat dan semakin sedikit persamaan maka hubungan kekerabatan semakin
jauh. Hal ini juga dikemukakan oleh Pratiwi D.A (2006, 120), bahwa dasar dari
pengklasifikasian makhluk hidup adalah persamaan dan perbedaan ciri-ciri pada
berbagai makhluk hidup.
Menurut Dirjosoemanto (1995:13), dasar
pengelompokkan digunakan kesamaan berdasarkan beberapa tinjauan. Ada tinjauan
berdasarkan susunan bentuk luar (morfologi), struktur dalam (anatomi), fungsi
alat-alat (fisiologi), dan genetik.
Ada dua metode klasifikasi makhluk hidup
Sulistyorini (2009:31). Metode pertama yaitu metode empiris. Metode ini berdasarkan pada persamaan alphabet,
tanpa melihat ciri yang dimilikinya serta tanpa melihat hubungan satu dengan
lainnya. Metode kedua yaitu metode rasional yang berdasarkan
hubungan yang jelas dari sifat atau ciri yang ada. Metode ini dibedakan menjadi
tiga sistem, yaitu:
1.
Sistem praktis (St. Augustine abad ke-4
SM), yaitu makhluk hidup dibedakan berdasarkan kegunaannya. Misalnya, makhluk
hidup dibedakan dapat dimakan atau tidak, dapat dijadikan obat atau tidak, dll.
2.
Sistem artifisial (Aristoteles dan
Theophratus 370 SM), sistem pengelompokkan makhluk berdasarkan persamaan dan
perbedaan yang ditetapkan oleh peneliti. Misalnya, berdasarkan ukuran, bentuk,
dan habitat makhluk hidup. Aristoteles
membagi makhluk hidup menjadi dua kelompok yaitu tumbuhan dan hewan. Tumbuhan
kemudian dibagi lagi berdasarkan ciri dan ukuran tubuhnya. Misalnya tumbuhan
pohon, perdu, dan tumbuhan semak. Sedangkan hewan dibedakan menjadi tiga
kelompok yaitu, hewan air, darat, dan udara.
3.
Sistem natural (Carolus Linnaeus abad
ke-18), pengelomokkan makhluk hidup berdasarkan struktur tubuh eksternal
(morfologi), dan struktur tubuh internal
(anatomi).
4.
Sistem modern (perkembangan dari teori
Carolus Linnaeus), pengelompokkan makhluk hidup selain berdasarkan morfologi
dan anatomi juga berdasarkan perbandingan biokimia dan genetika modern.
Adapun
langkah-langkah pengklasifikasian makhluk hidup yaitu:
a.
Mengidentifikasi objek berdasarkan
ciri-ciri struktur makhluk hidup, misalnya, hewan atau tumbuhan yang sama jenis
atau spesiesnya.
b.
Membentuk kelompok lain dari urutan tingkatan
klasifikasi sebagai berikut:
1) Dua
atau lebih spesies dengan ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk
genus. Genus memiliki kesamaan ciri, yaitu pada struktur alat reproduksi.
2) Genus
yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk famili.
3) Famili
yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk ordo.
4) Ordo
yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk kelas.
5) Kelas
yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk filum atau
divisi.
C. Tata
Nama Binomial
Nama yang diberikan kepada sekelompok individu,
hewan ataupun tumbuhan sering berbeda- beda meskipun yang dimaksudkan sama.
Misalnya nama latin dari terung adalah Solanum
acubatissimum, namun setiap daerah memberikan nama yang berbeda - beda
seperti terung perat, terung kapal, terung piat, dan terung tenang. Nama yang
bermacam-macam inilah jelas membingungkan. Untuk mengatasi pemberian nama yang
bermacam-macam, maka Carolus Linnaeus, seorang ahli biologi berkebangsaan
swedia mengemukakan aturan atau pedoman penamaan bagi kelompok individu.
Dikarenakan penemuannya itu maka Carolus Linnaeus dikenal sebagai bapak
Taksonomi modern.
Sistem pemberian nama makhluk hidup yang digunakan
Linnaeus disebut sistem binomial nomenklatur dan bahasa yang digunakan yaitu
bahasa latin. Dengan demikian untuk suatu macam makhluk hidup hanya digunakan
satu nama bagi seluruh dunia pengetahuan. Pemberian nama ini diatur dengan Kode
Internasional Tata Nama Hewan dan Tumbuhan dengan menggunakan sistem tata nama
dua kata (binomial nomenklatur) dengan aturan sebagai berikut:
1. Menggunakan
bahasa latin
2. Terdiri
dari dua kata
3. Kata
pertama menunjukan tingkatan marga (genus) yang diawali dengan huruf kapital,
sedangkan kata kedua menunjukan tingkatan jenis (spesies) yang diawali dengan
huruf kecil.
4. Jika
ditulis dengan huruf tegak maka dua kata tersebut harus digaris bawahi, contoh:
Gnetum gnemon.
5. Jika
dua kata tersebut tidak digaris bawahi maka harus dicetak miring, contoh: Gnetum gnemon.
6. Terkadang
tercantum nama atau inisial, yang tidak dicetak miring dan ditulis sesudah nama
latin, contoh Canis familliaris L.
(Kimball. 1983).
D. Macam-macam
Sistem Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan keturunan dan hubungan
kekerabatan (filogenetik) dapat mengalami perkembangan. Klasifikasi ini
digunakan dan diakui secara internasional, bahkan dalam sejarah telah dilakukan
beberapa kali perubahan sistem klasifikasi oleh ahli taksonomi yang disesuaikan
dengan penemuan-penemuan baru saat ini.
1. Sistem
Dua Kingdom
Sistem
dua kingdom ini dinyatakan oleh seorang ahli dari yunani yang bernama
Aristoteles, dua kingdom yang dimaksud adalah:
a. Kingdom
Plantae (Tumbuhan)
Kingdom
ini terdiri dari berbagai macam tumbuhan, bakteri, ganggang, jamur, tumbuhan
lumut, tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji. Pada kingdom ini memiliki dinding
sel, klorofil, serta mampu melakukan fotosintesis, kecuali bakteri dan jamur.
b. Kingdom
Animalia (Hewan)
Kingdom
ini terdiri atas protozoa, porifera, coelentarata, mollusca, arthopoda, dan
chordata. Kingdom ini memiliki ciri sebagai berikut tidak berdinding sel, tidak
berklorofil, dan dapat bergerak bebas.
2. Sistem
Tiga Kingdom
Pada
tahun 1866 seorang ahli botani dari jerman yang bernama Ernst Haeckel
menyarankan suatu pemecahan pengklasifikasian makhluk hidup menjadi tiga
kingdom.
a. Kingdom
Monera
Kingdom
ini terdiri atas bakteri dan ganggang biru. Kingdom monera ini memiliki ciri
inti sel yang tidak berselubung (prokariot) dan tubuh bersifat uniseluler atau
multiseluler.
b. Kingdom
Plantae (Tumbuhan)
Kingdom
ini terdiri dari bakteri, ganggang, jamur, tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan
tumbuhan berbiji.
c. Kingdom
Animalia (Hewan)
Kingdom
animalia ini terdiri atas protozoa, porifera, coelentarata, Mollusca,
arthopoda, dan chordata.
3. Sistem
Empat Kingdom
Sistem
empat kingdom ini dicetuskan oleh Robert Whittaker pada tahun 1959. Klasifikasi
ini didasarkan pada penemuan inti sel. Dia melihat ada makhluk hidup yang inti
selnya tidak memiliki membran (prokariotik) misalnya bakteri dan ganggang hijau
biru. Ada beberapa makhluk hidup yang inti selnya diselimuti membran
(eukariotik) misalnya jamur, ganggang (selain ganggang biru), tumbuhan dan
hewan. Empat kingdom tersebut adalah:
a. Kingdom
Monera
Kingdom
ini terdiri atas semua makhluk yang tidak memiliki membran inti (prokariot) misalnya bakteri dan ganggang.
b. Kingdom
Fungi
Kingdom
ini bersifat eukariotik, namun secara pasti bukan hewan, bukan pula tumbuhan.
Oleh karena itu para ahli biologi memutuskan bahwa fungi harus diberi dunia
sendiri yang terdiri atas semua jamur (fungi).
c. Kingdom
Plantae (Tumbuhan)
Kingdom
ini terdiri dari bakteri, ganggang, jamur, tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan
tumbuhan berbiji.
d. Kingdom
Animalia (Hewan)
Kingdom
animalia ini terdiri atas protozoa, porifera, coelentarata, Mollusca,
arthopoda, dan chordata.
4. Sistem
Lima Kingdom
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong R.H.Whittaker (1969) menyusun klasifikasi
berdasarkan tingkatan makhluk hidup, susunan sel dan cara memperoleh nutrisi.
Pada klasifikasi lima kingdom terjadi perubahan – perubahan yang besar dalam
penataan filum. Hal ini disebabkan adanya tambahan satu kingdom yaitu Protista.
Susunan secara lengkap klasifikasi lima kingdom adalah sebagai berikut:
a. Kingdom
Monera
Kingdom
ini tediri atas semua makhluk hidup yang tidak memiliki membran inti
(prokariotik), tidak memiliki mitokondria, lisosom, badan golgi dan reticulum
endoplasma. Makhluk hidup dalam kingdom ini berkembang biak dengan pembelahan
langsung (amitosis). Makhluk hidup yang termasuk kedalam kingdom monera adalah
Archaeobacteria dan Eubacteria.
Archaeobacteria
merupakan bakteri yang hidup ditempat seperti sumber air panas, berkadar garam
tinggi, dan panas atau asam. Sementara itu Eubacteria lebih umum karena banyak
terdapat di alam. Eubacteria terbagi menjadi enam filum yaitu bakteri ungu,
bakteri hijau, bakteri garam positif, Spirochetes, Prochlorophyta dan
Cyanobacteria.
b. Kingdom
Protista
Semua
makhluk dengan membrane inti dan organel bermembran, uniseluler atau
multiseluler, tetapi susunan selnya sederhana dan tidak membentuk suatu
jaringan. Filum atau devisio yang masuk dalam kingdom Protista adalah Euglena,
Flagelata, Cilliata, Sporozoa, Cryzophyta, Chlorophyta, Phaeophyta, Pyrrophyta,
Myxomycota, dan Oomycota.
c. Kingdom
Fungi
Kingdom
fungi terdiri atas semua jamur, kecuali Myxomycota dan Oomycota. Makhluk hidup
dalam kingdom ini tidak berklorofil, eukariotik, heterotrop, dining sel
terbentuk dari zat kitin dan umumnya bersifat saprofit serta parasit. Divisio
yang termasuk dalam kingdom fungi adalah Zygomycota, Ascomycota, Basidiumycota,
dan Deuteromycota.
d. Kingdom
Plantae
Kingdom
plantae terdiri atas semua tumbuhan yang berciri eukariotik, bersel satu,
bersel banyak, tetapi tidak terdeferensiasi (ganggang coklat dan merah), bersel
banyak dan terdeferensiasi membentuk jaringan (tumbuhan lumut, paku dan
tumbuhan biji), dinding sel tersusun dari selulosa, mengandung klorofil,
bersifat autotrop dan mengalami pergiliran keturunan. Kingdom plantae terdiri
dari beberapa division yaitu Bryophyta (tumbuhan lumut), Pteridophyta (tumbuhan
paku), Spermatophyta (tumbuhan biji).
e. Kingdom
Animalia
Kingdom
animalia ini terdiri atas semua hewan yang mempunyai sel eukariotik, bersel
banyak, dan terdeferensiasi membentuk suatu jaringan tertentu, bersifat heterotrop
dan dapat bergerak bebas. Kingdom animali terdiri atas beberapa filum yaitu Porifera,
Coelenterate, Platyhelminthes, Nemathelmintes, Mollusca, Annelida, Anthropoda,
Echinodermata dan Chordata.
BAB
III
Kesimpulan
1. Klasifikasi
makhluk hidup bertujuan untuk menyederhanakan objek studi dan bermanfaat untuk
memudahkan mempelajari organisme yang beraneka ragam dan untuk melihat hubungan
kekerabatan anatara makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya.
2. Proses
pengklasifikasiaan yaitu dengan cara meneliti, baik dengan pengenalan,
pencirian, mencari persamaan ciri maupun perbedaan, penamaan, dan
pengelompokkan secara rinci.
3. Sistem
pemberian nama makhluk hidup yang digunakan Linnaeus disebut sistem binomial
nomenklatur dan bahasa yang digunakan yaitu bahasa latin. Pemberian nama ini
diatur dengan Kode Internasional Tata Nama Hewan dan Tumbuhan dengan
menggunakan sistem tata nama dua kata (binomial nomenklatur).
4. Macam-macam
sistem klasifikasi yaitu, sistem dua kingdom, sistem tiga kingdom, sistem empat
kingdom, dan sistem lima kingdom.
DAFTAR
PUSTAKA
Dirdjosoemarto,
Soendjojo. 1995. Materi Pokok Penididikan
IPA 1. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hasan,
Akhmad. 2012. Modul Pintar Biologi.
Jakarta: Citra Pustaka.
Kusnadi
dan Didik Priyandoko. 2004. Biologi 1 A. Jakarta:
Prianti Darma Kalokatama.
Kimball,
John. 1983. Biologi I Jilid 3.
Jakarta: Erlangga.
Pratiwi,
D.A. 2006. Biologi SMA Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Sulistyorini,
Ari. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Syamsuri,
Istamar. 2006. Biologi Jilid 1 A.
Jakarta: Erlangga.
Menurut Sulistyorini (2009:30), klasifikasi makhluk hidup adalah pengelompokkan makhluk hidup dalam takson melalui pencarian keseragaman atau persamaan dalam keanekaragaman. Makhluk hidup yang diklasifikasikan dalam satu kelompok tertentu memiliki persamaan-persamaan sifat atau ciri-ciri. Demikian pula sebaliknya, makhluk hidup dalam takson yang berbeda akan memiliki perbedaan-perbedaan sifat atau ciri-ciri.
BalasHapus