Rabu, 26 Oktober 2016

makalah klasifikasi makhluk hidup

MAKALAH
“ KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP ”
Untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur
Mata Kuliah Kapita Selekta I
Dosen Pengampu : Megayani, M. Pd.





Disusun Oleh :
Neneng Anisa                (1413163095)
Vivi Alvia Dewi             (1413163121)

Tadris IPA Biologi – C / Semester V




JURUSAN TADRIS IPA-BIOLOGI- C
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2015
BAB I

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Menurut Sulistyorini (2009:30), klasifikasi makhluk hidup adalah pengelompokkan makhluk hidup dalam takson melalui pencarian keseragaman atau persamaan dalam keanekaragaman. Makhluk hidup yang diklasifikasikan dalam satu kelompok tertentu memiliki persamaan-persamaan sifat atau ciri-ciri. Demikian pula sebaliknya, makhluk hidup dalam takson yang berbeda akan memiliki perbedaan-perbedaan sifat atau ciri-ciri. Semakin banyak perbedaan ciri makhluk hidup maka semakin jauh hubungan kekerabatannya dan semakin banyak persamaan ciri makhluk hidup maka semakin dekat hubungan kekerabatannya. Oleh karena itu, manusia mengelompokkan makhluk hidup agar dapat diatur dan mudah dipahami oleh orang lain dengan menggunakan penamaan ilmiah dan pengklasifikasian makhluk hidup.
Adapun latar belakang dalam pemilihan materi klasifikasi makhkluk hidup selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kapita selekta yaitu untuk mengetahui seberapa besarkah hubungan kekerabat makhluk hidup jika dilihat dari persamaan dan perbedaan sifat maupun ciri-ciri morfologi lainnya.    

B.     Perumusan Masalah
1.      Apa tujuan dan manfaat klasifikasian makhluk hidup?
2.      Bagaimana proses pengklasifikasian makhluk hidup?
3.      Bagaimana tata nama binomial pada pengklasifikasian makhluk hidup?
4.      Apa saja  macam sistem klasifikasian makhluk hidup?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui tujuan dan manfaat klasifikasian makhluk hidup?
2.      Mengetahui proses pengklasifikasian makhluk hidup?
3.      Mengetahui  tata nama binomial pada pengklasifikasian makhluk hidup?
4.      Mengetahui macam sistem klasifikasian?  

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Tujuan dan Manfaat Klasifikasi
            Ragam makhluk hidup di bumi ini bermacam-macam. Setiap jenis makhluk hidup memiliki ciri-ciri tersendiri sehingga terbentuk keanekaragaman makhluk hidup. Setiap makhluk hidup mempunyai keanekaragaman bentuk, ukuran, warna, habitat, dan tingkah laku berbeda yang menyebabkan kekayaan makhluk hidup sulit dipahami. Klasifikasi makhluk hidup bertujuan untuk menyederhanakan objek studi (Kusnadi, 2004:24).
            Penyederhanaan ini sangat membantu untuk mengenali dan mendalami keanekaragaman sifat dan cirinya agar  kekayaan dan keragamanan makhluk hidup tersebut dapat dikenal dan disadari potensinya agar dapat diambil manfaatnya.  
Adapun manfaat dari pengklasifikasian ini adalah untuk memudahkan mempelajari organisme yang beraneka ragam dan untuk melihat hubungan kekerabatan anatara makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya (Syamsuri, 2006:23).
Oleh karena itulah pengklasifikasian makhluk hidup sangat penting dilakukan  dan membantu dalam mengenali makhluk hidup yang beragam.

B.     Proses Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi adalah peneglompokkan aneka jenis hewan atau tumbuhan kedalam golongan-golongan tertentu. Golongan ini digunakan secara runtut sesuai dengan tingkatannya, yaitu mulai dari yang terkecil sampai yang lebih besar. Prinsip pengelompokkan ini menurut ilmu taksonomi adalah dengan membentuk takson. Takson dilakukan dengan cara meneliti, baik dengan pengenalan, pencirian, mencari persamaan ciri maupun perbedaan, penamaan, dan pengelompokkan secara rinci. Semakin banyak persamaan maka hubungan kekerabatan semakin dekat dan semakin sedikit persamaan maka hubungan kekerabatan semakin jauh. Hal ini juga dikemukakan oleh Pratiwi D.A (2006, 120), bahwa dasar dari pengklasifikasian makhluk hidup adalah persamaan dan perbedaan ciri-ciri pada berbagai makhluk hidup.
Menurut Dirjosoemanto (1995:13), dasar pengelompokkan digunakan kesamaan berdasarkan beberapa tinjauan. Ada tinjauan berdasarkan susunan bentuk luar (morfologi), struktur dalam (anatomi), fungsi alat-alat (fisiologi), dan genetik. 
Ada dua metode klasifikasi makhluk hidup Sulistyorini (2009:31). Metode pertama yaitu metode empiris. Metode ini berdasarkan pada persamaan alphabet, tanpa melihat ciri yang dimilikinya serta tanpa melihat hubungan satu dengan lainnya. Metode kedua yaitu metode rasional yang berdasarkan hubungan yang jelas dari sifat atau ciri yang ada. Metode ini dibedakan menjadi tiga sistem, yaitu:
1.         Sistem praktis (St. Augustine abad ke-4 SM), yaitu makhluk hidup dibedakan berdasarkan kegunaannya. Misalnya, makhluk hidup dibedakan dapat dimakan atau tidak, dapat dijadikan obat atau tidak, dll.
2.         Sistem artifisial (Aristoteles dan Theophratus 370 SM), sistem pengelompokkan makhluk berdasarkan persamaan dan perbedaan yang ditetapkan oleh peneliti. Misalnya, berdasarkan ukuran, bentuk, dan habitat makhluk hidup.  Aristoteles membagi makhluk hidup menjadi dua kelompok yaitu tumbuhan dan hewan. Tumbuhan kemudian dibagi lagi berdasarkan ciri dan ukuran tubuhnya. Misalnya tumbuhan pohon, perdu, dan tumbuhan semak. Sedangkan hewan dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu, hewan air, darat, dan udara.
3.         Sistem natural (Carolus Linnaeus abad ke-18), pengelomokkan makhluk hidup berdasarkan struktur tubuh eksternal (morfologi), dan  struktur tubuh internal (anatomi).
4.         Sistem modern (perkembangan dari teori Carolus Linnaeus), pengelompokkan makhluk hidup selain berdasarkan morfologi dan anatomi juga berdasarkan perbandingan biokimia dan genetika modern.
Adapun langkah-langkah pengklasifikasian makhluk hidup yaitu:
a.       Mengidentifikasi objek berdasarkan ciri-ciri struktur makhluk hidup, misalnya, hewan atau tumbuhan yang sama jenis atau spesiesnya.
b.      Membentuk kelompok lain dari urutan tingkatan klasifikasi sebagai berikut:
1)      Dua atau lebih spesies dengan ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk genus. Genus memiliki kesamaan ciri, yaitu pada struktur alat reproduksi.
2)      Genus yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk famili.
3)      Famili yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk ordo.
4)      Ordo yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk kelas.
5)      Kelas yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk filum atau divisi.

C.     Tata Nama Binomial
Nama yang diberikan kepada sekelompok individu, hewan ataupun tumbuhan sering berbeda- beda meskipun yang dimaksudkan sama. Misalnya nama latin dari terung adalah Solanum acubatissimum, namun setiap daerah memberikan nama yang berbeda - beda seperti terung perat, terung kapal, terung piat, dan terung tenang. Nama yang bermacam-macam inilah jelas membingungkan. Untuk mengatasi pemberian nama yang bermacam-macam, maka Carolus Linnaeus, seorang ahli biologi berkebangsaan swedia mengemukakan aturan atau pedoman penamaan bagi kelompok individu. Dikarenakan penemuannya itu maka Carolus Linnaeus dikenal sebagai bapak Taksonomi modern.
Sistem pemberian nama makhluk hidup yang digunakan Linnaeus disebut sistem binomial nomenklatur dan bahasa yang digunakan yaitu bahasa latin. Dengan demikian untuk suatu macam makhluk hidup hanya digunakan satu nama bagi seluruh dunia pengetahuan. Pemberian nama ini diatur dengan Kode Internasional Tata Nama Hewan dan Tumbuhan dengan menggunakan sistem tata nama dua kata (binomial nomenklatur) dengan aturan sebagai berikut:
1.      Menggunakan bahasa latin
2.      Terdiri dari dua kata
3.      Kata pertama menunjukan tingkatan marga (genus) yang diawali dengan huruf kapital, sedangkan kata kedua menunjukan tingkatan jenis (spesies) yang diawali dengan huruf kecil.
4.      Jika ditulis dengan huruf tegak maka dua kata tersebut harus digaris bawahi, contoh: Gnetum gnemon.
5.      Jika dua kata tersebut tidak digaris bawahi maka harus dicetak miring, contoh: Gnetum gnemon.
6.      Terkadang tercantum nama atau inisial, yang tidak dicetak miring dan ditulis sesudah nama latin, contoh Canis familliaris L. (Kimball. 1983).

D.    Macam-macam Sistem Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan keturunan dan hubungan kekerabatan (filogenetik) dapat mengalami perkembangan. Klasifikasi ini digunakan dan diakui secara internasional, bahkan dalam sejarah telah dilakukan beberapa kali perubahan sistem klasifikasi oleh ahli taksonomi yang disesuaikan dengan penemuan-penemuan baru saat ini.
1.      Sistem Dua Kingdom
Sistem dua kingdom ini dinyatakan oleh seorang ahli dari yunani yang bernama Aristoteles, dua kingdom yang dimaksud adalah:
a.       Kingdom Plantae (Tumbuhan)
Kingdom ini terdiri dari berbagai macam tumbuhan, bakteri, ganggang, jamur, tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji. Pada kingdom ini memiliki dinding sel, klorofil, serta mampu melakukan fotosintesis, kecuali bakteri dan jamur.
b.      Kingdom Animalia (Hewan)
Kingdom ini terdiri atas protozoa, porifera, coelentarata, mollusca, arthopoda, dan chordata. Kingdom ini memiliki ciri sebagai berikut tidak berdinding sel, tidak berklorofil, dan dapat bergerak bebas.
2.      Sistem Tiga Kingdom
Pada tahun 1866 seorang ahli botani dari jerman yang bernama Ernst Haeckel menyarankan suatu pemecahan pengklasifikasian makhluk hidup menjadi tiga kingdom.
a.       Kingdom Monera
Kingdom ini terdiri atas bakteri dan ganggang biru. Kingdom monera ini memiliki ciri inti sel yang tidak berselubung (prokariot) dan tubuh bersifat uniseluler atau multiseluler.
b.      Kingdom Plantae (Tumbuhan)
Kingdom ini terdiri dari bakteri, ganggang, jamur, tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji.
c.       Kingdom Animalia (Hewan)
Kingdom animalia ini terdiri atas protozoa, porifera, coelentarata, Mollusca, arthopoda, dan chordata.
3.      Sistem Empat Kingdom
Sistem empat kingdom ini dicetuskan oleh Robert Whittaker pada tahun 1959. Klasifikasi ini didasarkan pada penemuan inti sel. Dia melihat ada makhluk hidup yang inti selnya tidak memiliki membran (prokariotik) misalnya bakteri dan ganggang hijau biru. Ada beberapa makhluk hidup yang inti selnya diselimuti membran (eukariotik) misalnya jamur, ganggang (selain ganggang biru), tumbuhan dan hewan. Empat kingdom tersebut adalah:
a.       Kingdom Monera
Kingdom ini terdiri atas semua makhluk yang tidak memiliki membran inti  (prokariot) misalnya bakteri dan ganggang.
b.      Kingdom Fungi
Kingdom ini bersifat eukariotik, namun secara pasti bukan hewan, bukan pula tumbuhan. Oleh karena itu para ahli biologi memutuskan bahwa fungi harus diberi dunia sendiri yang terdiri atas semua jamur (fungi).
c.       Kingdom Plantae (Tumbuhan)
Kingdom ini terdiri dari bakteri, ganggang, jamur, tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji.
d.      Kingdom Animalia (Hewan)
Kingdom animalia ini terdiri atas protozoa, porifera, coelentarata, Mollusca, arthopoda, dan chordata.
4.      Sistem Lima Kingdom
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong R.H.Whittaker (1969) menyusun klasifikasi berdasarkan tingkatan makhluk hidup, susunan sel dan cara memperoleh nutrisi. Pada klasifikasi lima kingdom terjadi perubahan – perubahan yang besar dalam penataan filum. Hal ini disebabkan adanya tambahan satu kingdom yaitu Protista. Susunan secara lengkap klasifikasi lima kingdom adalah sebagai berikut:

a.       Kingdom Monera
Kingdom ini tediri atas semua makhluk hidup yang tidak memiliki membran inti (prokariotik), tidak memiliki mitokondria, lisosom, badan golgi dan reticulum endoplasma. Makhluk hidup dalam kingdom ini berkembang biak dengan pembelahan langsung (amitosis). Makhluk hidup yang termasuk kedalam kingdom monera adalah Archaeobacteria dan Eubacteria.
Archaeobacteria merupakan bakteri yang hidup ditempat seperti sumber air panas, berkadar garam tinggi, dan panas atau asam. Sementara itu Eubacteria lebih umum karena banyak terdapat di alam. Eubacteria terbagi menjadi enam filum yaitu bakteri ungu, bakteri hijau, bakteri garam positif, Spirochetes, Prochlorophyta dan Cyanobacteria.
b.      Kingdom Protista
Semua makhluk dengan membrane inti dan organel bermembran, uniseluler atau multiseluler, tetapi susunan selnya sederhana dan tidak membentuk suatu jaringan. Filum atau devisio yang masuk dalam kingdom Protista adalah Euglena, Flagelata, Cilliata, Sporozoa, Cryzophyta, Chlorophyta, Phaeophyta, Pyrrophyta, Myxomycota, dan Oomycota.
c.       Kingdom Fungi
Kingdom fungi terdiri atas semua jamur, kecuali Myxomycota dan Oomycota. Makhluk hidup dalam kingdom ini tidak berklorofil, eukariotik, heterotrop, dining sel terbentuk dari zat kitin dan umumnya bersifat saprofit serta parasit. Divisio yang termasuk dalam kingdom fungi adalah Zygomycota, Ascomycota, Basidiumycota, dan Deuteromycota.
d.      Kingdom Plantae
Kingdom plantae terdiri atas semua tumbuhan yang berciri eukariotik, bersel satu, bersel banyak, tetapi tidak terdeferensiasi (ganggang coklat dan merah), bersel banyak dan terdeferensiasi membentuk jaringan (tumbuhan lumut, paku dan tumbuhan biji), dinding sel tersusun dari selulosa, mengandung klorofil, bersifat autotrop dan mengalami pergiliran keturunan. Kingdom plantae terdiri dari beberapa division yaitu Bryophyta (tumbuhan lumut), Pteridophyta (tumbuhan paku), Spermatophyta (tumbuhan biji).
e.       Kingdom Animalia
Kingdom animalia ini terdiri atas semua hewan yang mempunyai sel eukariotik, bersel banyak, dan terdeferensiasi membentuk suatu jaringan tertentu, bersifat heterotrop dan dapat bergerak bebas. Kingdom animali terdiri atas beberapa filum yaitu Porifera, Coelenterate, Platyhelminthes, Nemathelmintes, Mollusca, Annelida, Anthropoda, Echinodermata dan Chordata.

























BAB III
Kesimpulan

1.      Klasifikasi makhluk hidup bertujuan untuk menyederhanakan objek studi dan bermanfaat untuk memudahkan mempelajari organisme yang beraneka ragam dan untuk melihat hubungan kekerabatan anatara makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya.
2.      Proses pengklasifikasiaan yaitu dengan cara meneliti, baik dengan pengenalan, pencirian, mencari persamaan ciri maupun perbedaan, penamaan, dan pengelompokkan secara rinci.
3.      Sistem pemberian nama makhluk hidup yang digunakan Linnaeus disebut sistem binomial nomenklatur dan bahasa yang digunakan yaitu bahasa latin. Pemberian nama ini diatur dengan Kode Internasional Tata Nama Hewan dan Tumbuhan dengan menggunakan sistem tata nama dua kata (binomial nomenklatur).
4.      Macam-macam sistem klasifikasi yaitu, sistem dua kingdom, sistem tiga kingdom, sistem empat kingdom, dan sistem lima kingdom.














DAFTAR PUSTAKA

Dirdjosoemarto, Soendjojo. 1995. Materi Pokok Penididikan IPA 1. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hasan, Akhmad. 2012. Modul Pintar Biologi. Jakarta: Citra Pustaka.
Kusnadi dan Didik Priyandoko. 2004. Biologi 1 A. Jakarta: Prianti Darma Kalokatama.
Kimball, John. 1983. Biologi I Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Pratiwi, D.A. 2006. Biologi SMA Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Sulistyorini, Ari. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Syamsuri, Istamar. 2006. Biologi Jilid 1 A. Jakarta: Erlangga.


1 komentar:

  1. Menurut Sulistyorini (2009:30), klasifikasi makhluk hidup adalah pengelompokkan makhluk hidup dalam takson melalui pencarian keseragaman atau persamaan dalam keanekaragaman. Makhluk hidup yang diklasifikasikan dalam satu kelompok tertentu memiliki persamaan-persamaan sifat atau ciri-ciri. Demikian pula sebaliknya, makhluk hidup dalam takson yang berbeda akan memiliki perbedaan-perbedaan sifat atau ciri-ciri.

    BalasHapus